1.2
jadi rider
Pada sore ini ketika matahari seakan
meninggalkan kota kami. aku pulang kerumah dengan perasaan takpercaya, aku
ingin membritahukan dan minta ijin kepada orang tuaku beserta adikku, setelah
sampai didepan rumah, aku memarkirkan motorku di halaman rumah.
Setelah itu aku berjalan masuk kedalam
rumah, diruang tamu aku melihat kedua orang tuaku dan adikku duduk dikusi
dengan santai sambil menikmati acara TV yang sedang mereka liat.
Akupun menegur mereka dengan sopan,
mereka lalu membalas teguranku, lalau aku duduk di samping merak yang ladi
santai nonton TV, lalu aku bebicara dengan perasaan senang.
“ibu, bapak, adek, aku
ada kabar gembira”
“kabar apa, apa kamu dapat pacar,
ternyata anak kita sudah bisa manklukan hati perempuan sekaran”
Ujar bapakku. Sambil menggati saluran
TV.
“ah bapak, bukan begitu pak, tapi aku
ditawarkan jadi pembalap national oleh pemilik team race RAZOR”
Ketika aku mengatakannya keluargaku
kaget dan heran.
“yang benar ka”
Dengan perasaan kaget adikku bicara.
“ia benar dek, tadi pas ketika aku
selesai nonton balapan di circuit aku ditemui oleh beliau diparkiran motor,
beliau langsung menawarkan aku jadi pembalapnya”
“yang benar ka, tapi bapak itu tidak
salah pilih, karena kaka adalah pembalap yang sangat berbakat”
Hah kenapa adikku bisa mengatakan itu,
apa dia tau aku sering memakai circuit untuk hobiku yang suka akan kecepatan.
“apa kamu pernah melihat kakak kamu balapan”
Ibuku berkata dengan nada sedang.
“tidak sih bu tapi”
Ternyata adikku tidak tahu.
“tapi apa”
Dengan rasa penasaran ibu
mengucapkannya.
“maaf ya ka, kali ini rahasia kaka yang
kaka simpan sendiri selama ini akan kuceritakan kepada orang tua kita”
Ketika mendengar ucapan adiku aku semakin
terdiam saja, tapi kenapa adik tau tentang hobiku itu, padahal aku tidak pernah
mengatakan kepada orang lain maupun teman-temanku, dan adikku melanjutkan
pembicaraanya.
“gini bu, kakaku ini mempunyai hobi yang
suka kecepatan, dan kakaku ini sering menyalurkanya dengan memakai circuit
balap untuk itu, dia memakai motornya sendri dan dia melintasi lintasan sendiri
juga”
Ketika kedua orang tuaku mendengarkan
adikku bicara mereka memasang wajah kaget dan cemas tehadapku, lalu aku merasa
gugup akan mendengan ucapan ibu yang akan memarahi aku.
“Rafi apa benar yang
dikatakan adikmu ini”
“ia bu, tapi dari pada aku balapan
dijalan lebih baik aku di lintasan resmi”
Dengan gugupnya aku ucapkan.
“ibu dan ayah sebenarnya tidak apa,
asalkan kamu tidak balapan dijalan raya, tapi kamu jujur dong dengan kami”
Mendengar ucapan ibu aku jadi lega. Dan
aku sangat bersuyuk mendengarnya, keluargaku emang baik dan selalu mensuport
anak-anaknya.
“ia bu, aku akan jujur lain kali”
Setelah aku mengatakan itu ibuku bicara
lagi.
“terus kamu mau jadi pemblap”
“aku mau mikirkannya lagi dan aku mau
minta ijin kepada kalian semua”
Dengan nada sedang aku ucapkan.
“kalo kamu mau tidak
apa-apa, sapa tau kamu bisa jadi pembalap no 1”
Mendengar perkataan ibuku aku tambah
senang lagi, ternya aku diperbolekan jadi pembalap, tapi kalo jadi no1 aku
tidak memikirkannya.
“maaf yah ka”
Dengan nada sedang dia ucapakn dan
sambil tersenyum.
Adiku ini buatku jantungan saja, tapi
kenapa adikku tau, akupun bicara kepada adiku yang tau tentang hobiku ini.
“kenapa kamu tau
tentang hobiku ini”
“ seminggu yang lalu, akukan jalan-jalan
dan ketika itu aku didekat circuit dan mendengar kenapa ada suara mesin di
lintasan, padahalkan tidak ada sesi latihan balap pada waktu itu”
“Jadi aku masuk dan tenyata melihat
motor kakak yang lagi melintasi lapangan, aku kira itu bukan kakak tapi aku
penasaran dan aku terus mengawasi oarang yang memakai motor itu sampai selesai”
“Dan tenyata ketika oarang itu membuka
helm ternyata itu kakak, dan aku memutusakan tidak mengatakan kepada semua
oarang tentang semua itu”
Kukira adiku tau dari mana ternyata di
tahu dengan sendirinya.
“ehm, bagus deh kalo
kamu tidak ngasih tau orang lain”
Setelah aku bicara itu aku menuju
kamarku, akupun masuk kamar, dan menjatuhkan badanku kekasur yang lumayan
empuk, di situ aku memikirkan apa ini semua nyata, dan aku kepikiran lagi
tentang anak bapak Hardy yang ku lihat dicafe.
Apakah aku akan sering ketemu dengan
anak beliau, aku pun beristirahat sejenak lalu aku beranjak dari situ untuk
kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhku.
Kekesokan harinya aku, pada saat aku
bangun tidur aku merasakan cahaya sinar matahari yang hangat menembus diniding
horden yang masih trtutup, lalu aku melihat jam dinding, dan untung aku tidak
telat bagun.
Akupun beranjak dari tempat tidur dengan
perasaan masih ngantuk dan menguap sebentar, lalau aku mengambil handuk di
kamarku lalu keluar menuju kamar mandi, setelah selesai mandi aku kembali
kekamar untuk memakai seragam sekolahku.
Setelah selesai memakai seragam sekolah
aku kedapur untuk sarapan pagi, di meja makan suadah ada kedua orang tuaku dan
adikku siap makan, lalu aku mengabil tempat duduk, dan ibu berkata.
“apa kamu kamu mau jadi
pembalap”
“mau bu, setelah sarapan aku akan
menelpon bapak Hardy pemilik team race RAZOR”
Dengan nada sedang aku menjawab
pertanyaan ibuku dan sambil meminum susu yang ada dihadapanku, jujur sekarang
aku masih suka munim susu karena aku merasa kalau aku minum susu aku akan
mendapatkan stamina lebih untuk menjalankan aktifitas sehari-hari.
“ehm, kalau ada jalan
seperti ini kenapa tidak di coba”
Itulah yang ibuku katakana. Setelah
seleai sarapan aku lansung menelpon bapak Hardy, karena waktu masih banyak lagi
untuk pergi kesekolah, akupun mengambil handphonku dan memencet nomor handphon
bapak Hardy yang ada di kartu nama beliau, lalu terdengar suara.
“halo, dengan siapa yah ini”
Aku mengengar suara bapak Hardy dengan
jelas.
“ini saya pak, Rafi, orang yang kemaren
bapak temui di parkiran circuit balap”
Keteika aku mengatakan itu bapak Hardy
lansung bicara.
“oh kamu Rafi, terus apa kamu mau dengan
tawaran saya”
“saya mau pak, tapi kapan kita ketemuan
pak”
“kalo ketemun kamu bisa tidak sore ini
rumah saya, disitu aku akn mengenalkan orang yang bekerja dengan saya di dalam
team race razor”
Ketika aku mendengar itu aku sangat
senang, karena aku akan menemui anak beliau yang sangat cantik dan manis.
“ia pak saya bisa sore
ini kerumah bapak”
Stelah selesai percakapan itu aku keluar
dan mengendarai motor kesekolah, ketika di jalan aku kepikiran dengan anak
beliau yang begitu cantik dan manis, tenyata aku emang suka dengan anak beliau.
Setellah samapai di sekolah aku memarkikan motorku.
Akupun berjalan menuju kelas, dan ketika
istirahat aku dan taman-temanku ada di kantin sekolah, seperti biasa kami
selalu mengambil tempat di pojok kanan, dan dimeja kami sudah tersedia the
botol, setelah aku meminum tehbotol aku memulai pembicaraan.
“aku ada berita
gembiranih”
“berita gembira apa, brita gembira ini
apa untuk kita semua atau untuk kamu saja”
Itulah yang Riqi katakana sambil meminum
teh botaolnya.
“sebeneranya ini untuk aku sih”
Setelah aku mengatakan itu teman-temanku
memasang senyuman pahit.
“terus apa beritanya”
Dengan nada sedang Tata ucapkan.
“aku ditawarkan jadi pembalap team Razor”
Setelah aku mengatakan itu mereka
tercengan akan ucapanku.
“serius kamu Rafi”
Dengan perasaan tak percaya Tata
ucapkan.
“jangan becanda yah”
Riqi mengucapakanya dengan nada sedang.
“ia ini serius, kemarin sesudah nonoton
balapan, bapak Hardy menemuiku, beliau menawarkan aku jadi pembalapnya”
Dengan perasaan senang aku ucapkan.
“terus apa kamu lansung mau”
Tata mengucapkannya dengan nada sedang.
“saat itu aku akan memikirkanya dulu”
Saat aku mengatakan itu Riki lansung
berkata dengan nada seakan tidak senang.
“ah kamu ini, jaual
mahal amat”
“buakanya aku jual mahal, akukan mita
ijin dulu dengan orang tuaku”
Dengan nada rendah aku ucapakan. Setelah
itu aku mendengar suara dari belakang.
“emangnya bapak yang ngajak kamu jadi
pembalapnya itu pernah liat kamu balpan tidak”
Stelah aku melihat kebelakang tenyata
Kirana yang bicara seperti itu dan dia duduk disampingku.
“gimana yah menjelaskannya”
“tidaka usah dijelasakan, kami tahu soal
hobi kamu itu”
Apa teman-temanku tahu tentang hobiku,
apa adikku yang bilang kepada teman-temanku, tapi tidak mungkin, adikku bilang
tidak membritahukannya kepada orang lain.
“kalo boleh tau hobi Rafi itu apa”
Kirana mengucapkanya dengan nada rendah.
“Rafi itu mempunyai hobi memacu motor
dengan kecepatan tinggi, tapi tidak di jalan raya dan dia memacu motornya di
circuit balap”
Itu lah yang Tata ucapakan. Dan itu
membuatku tekaget.
“apa circuit di perbolehkan dipakai
untuk umum”
Kirana mengucapkannya dengan nada
sedang.
“kalau untuk umum sih tidak, tapi aku
tidak tau kenapa Rafi bisa memakai circuit, soalnya aku tidak pernah
menanyakanya, kami juga tidak pernah diceritakan tentang hobinya itu, lebih
baik kamu menanyakanya pada Rafinya sendri”
Tata mengucapkanya dengan santai.
“gimana Rafi”
Seyelah Kirana mengucapakan itu aku
menjawab pertanyaannya.
“aku dapat ijin dari pemilik circuit dan
itu kudapatkan dengan susah payah, tapi kenapa kalian tahu tentang hobiku”
“beberapa hari yang lalu aku mencarimu,
setelah kuSMS tidak dibalas, ku telphon tidak di angkat, dan kuputuskan kerumah
kamu”
“ternyata kamu tidak ada dirumah, dan
aku dikasih tau adik kamu biasanya kamu sore-sore ada di circuit, sebenarya aku
penasaran kenapa kamu sore-sore ada di circuit”
“dan setelah aku kecircuit aku melihat
kamu lagi melintasi circuit, setelah itu aku pergi, dan aku bertanya pada Riqi,
ternyata dia tidak tahu juga, kenapa kamu tidak pernah cerita kekami tentang
hobi kamu”
Pantas saja beberapa hari yang lalu
setelah aku selesai melintasi circuit aku melihat hanphonku ada sms dan ada 5
panggilan tak terjawab dari Tata.
“aku merasa itu tidak penting
diceritakan”
Setelah aku mengucapkan itu Riqi
langsung bicara.
“kamikan teman kamu”
“sudah, itukan hak dia”
Dengan nada rendah tata mengucapkanya
“kaliankan teman jadi jagan meributkan
masalah sepele seperti itu”
Kirana mengucapkan itu dengan nada
sedang.
Aku meresa senang kalau dia membelaku,
dan setelah kulihat wajah Riqi dia mulai menerimanya.
“terus apa aku sudah dapat ijin dari
orang tua kamu”
Dengan nada rendah Riqi ucapkan.
“aku sudah dapat ijin dari orang tuaku,
dan rencanaya aku akan kerumah bapak Hardy sore ini”
Seyelah aku mengucapkanya Tata lansung
mnyahut ucapanku.
“berarti kamu akan ketemu dong dengan
anaknya bapak Hardy yang cantik dan manis itu”
“mungkin”
Aku katakan dengan santai.
Beberapa lama percakapan itu berlangsung
terdengar bell berbunyi yang mempertandakan jam pelajaran baru akan dimulai,
kamipun lansung meniggalkan kantin dan berjalan kekelas kami.
Setelah pelajaran disekolah selesai
akupun pulang kerumah dengan perasaan tidak sabar ingin ketemu dengan bapak
Hardy dan anaknya yan cantik dan manis, setelah sanpai dirumah aku menggati
pakainku, aku menggunakan kemeja yang rapi dan celana jeans.
Setelah selesai berpakaian aku pamitan
dengan orang tuaku dan aku berangkat kerumah bapak Hardy, di jalan aku
merasakan kegugupan yang luar bisa karena aku akan bertemu perempuan yang cantik
dan manis yangku kagumi.
Setelah aku sampai didepan rumah bapak
Hardy aku melihat sebuah rumah yang sangat besar, dan aku dibuat terkagum akan
kemegahan ruhah itu, tidak lama setelah itu ada seorang penjaga yang keluar,
dia mengunakan seragam seperti satpam dan dia bertanya kepada ku.
“Rafi bukan”
“ia pak saya Rafi”
Dengan sopan aku ucapkan.
“kamu sudah ditunggu didalam”
Ketika penjaga rumah mengucapkan itu,
aku diminta masuk dan penjaga itu berjalan didepanku akupun mengukutinya, aku
melihat sebuah halaman yang luas dan dipenuhi taman bunga mawar.
Ternyata pandaganku terhenti pada sebuah
titik, yaitu sebuah motor, dan setelahku ingat itu adalah motor yang membuatku
hampir jatuh ketika aku mau pulang dari café.
Apa anaknya bapak hardy yang
mengendarainya kalau bapak hardy tidak mungkin, beliaukan biasanya memakai mobil,
apa anaknya yang perempuan itu, itu juga lebih tidak mungkin, diakan perempuan.
Setalah itu memasuki pintu yang sangat
megah dan kelihatan mahal, rumanya memilki dua tenigkat ketika aku melihat
ruangannya, tenyata ruagnya sangat besar dan aku melihat ornament-ornament yang
sangat megah dan berkelas.
Lalu aku duduk dikursi yang sangat empuk
dan kelihatan mahal, dan tidak lama bapak hardy datang dengan kru-kru teamnya,
beliau membawa sebuah kertas yang mungkin adalah kontarak untuk aku, dan beliau
berkata.
“ini kotrak untuk kamu, tapi silahkan
dibaca dulu debelum menandatanganinya”
“ia pak”
Dengan gugup dan terpukau akan kemegahan
rumah ini. Setelah selesai aku membaca isi kontaraknya aku melihat seorang
pembantu yang datang membawakan minuman kehadapanku, tapi ketika aku melihat ke
atas aku meliha sesosok perempuan yang sangat cantik dan manis melihat
kearahku, akupu membalas melihatnya tapi dia langsung pergi.
“ada apa Rafi”
Bapak Hardy brbicara denganku dengan
nada rendah.
“tiadak apa-apa pak”
Itulah yang kukatakan dengan gugup.
Sebenarnya aku melihat anak bapak yang
sangat cantik dan manis dia atas.
“silahkan di tanda
tangani kontraknya”
Ketika bapak Hardy mengatakanya aku jadi
gugup. Setelah ku tandatangani aku merasakan jalan menjadi seorang pembalap
sudah dimulai dan aku harus serius berlatih supaya bapak Hardy tidak kecewa
terhadapku.
“bapak hampir lupa membritahukan, kamu
bisa latihan kapan saja latihan dicircuit dimana kamu sering memakainya”
Ketika bapak Hardy mengatakan itu
langsungku jawab dengan sopan.
“ia pak besok saya akan
latihan”
“bagus deh, besok kamu akan memakai
motor dari team untuk latihan, janagn memakai motor kamu, kesian motor kamu
dipaksa untuk melaju cepat”
Dengan wajah yang tertawa kecil bpaka
Hardy mengucapkanya, dan aku membalasnya dengan sopan.
“ia pak”
Dengan tertawa kecil
aku ucapkan.
Keesoakan harinya pada sore hari di
cicuit aku latiahn, aku melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi, dan aku
merasakan perbedaan mesin dengan motorku biasanya, aku merasakan kecepatan yang
lebih tinggi dan lebih ringan tarikanya.
Akupun terus menambah kecepatan sehingga
angin yang behembus kencang dari depan menuju seluruh badanku, ketika melaju
dengan kecepatan yang sangat cepat, dan lagi-lagi aku teringat tentang kejadian
setahun silam yang mengakibatkan teman-temanku meninggal dinia.
Akupun memperlambat sedikit laju motorku
tapi aku merasa ada sebuah cahaya putih yang menuju kearahku, aku berpikir apa
ini pertanda akan datangnya malaikat maut datang menjemputku, tapi kenapa pada
saat ini, saat aku mau memulai semua ini, apakah ini takdirku, akupun masuk
kedalam cahaya itu.
+ komentar + 4 komentar
yaaaaa Hantam Ja Fii ae !
"aku duduk di samping merak yang lagi santai nonton TV"
ada pinanya Merak nonton TV....hahaha...
hahaha
maklum, ane ngetik gak liat layar
hahaha
ohh..hebat... ngetiknya gak liat layar... pasti matanya ditutupin ya..keren..
Posting Komentar
-_-baingat dingsanaklah -_-
diganang selajur admin